AFTER LIVE

Akhirat

Âkhirat (Arab: الآخرة , Âkhiroh) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat didalam Al Qur'an sebanyak 115 kali,[1] yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari eskatologi Islam.
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya takdir dan ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di Jahannam (neraka) atau Jannah (surga). Kepercayaan ini telah disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.
Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi mereka yang beragama samawi meyakini bahwa kehidupan akhirat sebagai tempat dimana segala perbuatan seseorang didalam kehidupan dunia ini akan dibalas. Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini adanya kehidupan akhirat ada yang menyatakan: 'Mudahnya meyakini adanya kehidupan setelah kematian sama mudahnya dengan meyakini adanya hari esok setelah hari ini, adanya nanti setelah sekarang, adanya memetik setelah menanam'. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka hatinya, karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam kehidupannya sekarang akan dituainya kemudian di alam setelah kematian.

Etimologi

Asal kata âkhirah (آخِرَة) adalah al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل) atau “yang terdahulu”. Kata itu juga be­rarti “ujung dari sesuatu”,[2] yang biasanya menunjuk pada jangka waktu[3]
Penggunaan kata âkhirah di dalam Al-Quran menunjuk pada pengertian alam yang akan terjadi setelah berakhirnya alam dunia. Dengan kata lain, kata âkhirah merupakan antonim dari kata dunia (misalnya, di dalam Al-Baqarah 2:201 dan Al ‘Imran 3:152). Sejalan dengan pengertian asli kata âkhirah, yang merupakan lawan dari yang awal, Al-Quran juga menggunakan kata al-ûla (الأُوْلَى = yang pertama) untuk menunjuk pengertian dunia.[4][5][6]

[sunting] Fase Alam

[sunting] Alam kubur

Sebelum terjadi hari kehancuran, bagi mereka yang telah mati akan mengalami fase kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran), Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya)." (Ar-Rum 55-56)
Barzah berarti sesuatu yang terletak diantara dua barang atau penghalang. Pada masa itu ruh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji-janji Allah
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:" Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(al-Mu'minun 99-100)
Menurut syariat Islam, kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan kehidupan mereka kelak setelah masa penghakiman selesai di neraka dan selama itu pula mereka akan mendapatkan siksa kubur, dalam beberapa hadits Muhammad menyebutkannya sebagai "azab kubur."

[sunting] Penghakiman

Hari ketika mulut dikunci, dan semua anggota badan memberikan kesaksiannya kepada Allah SWT Yang Maha Adil. Hari penimbangan amal kebajikan dan kejahatan semasa hidup di dunia.

[sunting] Perhentian akhirat

Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib berkata: "Sesungguhnya pada hari kiamat ada lima puluh tempat perhentian (stasiun), dan setiap stasiun lamanya seribu tahun. Stasiun pertama adalah saat manusia keluar dari kuburnya, di sini mereka ditahan selama seribu tahun dalam keadaan hina, lapar dan haus. Barangsiapa yang keluar dari kuburnya dalam keadaan beriman kepada Tuhannya, mempercayai surga dan neraka-Nya, mempercayai hari kebangkitan, hari hisab dan hari kiamat, meyakini Allah dan membenarkan Nabi-Nya saw serta ajaran yang dibawanya dari sisi Allah azza wa jalla, ia akan selamat dari kelaparan dan kehausan."[7]

[sunting] Nama lain bagi hari akhirat

Hari akhirat memiliki beberapa nama lain (julukan) yang diberikan oleh Allah sendiri melalui firman-Nya didalam Al Qur'an, diantaranya adalah:
  • Al-Ghâsyiyah (Arab: الغاشية) - Peristiwa Yang Dahsyat[8]
  • Al-Qâri‘ah (Arab: القارعة) - Yang Menggemparkan[9]
  • Ar-Râjifah (Arab: الرجفة) - Yang Menggetarkan
  • As-Sâ'ah (Arab: السَّاعَة) - Kehancuran[10]
  • Ash-Shakhah - Bencana yang memilukan
  • At-Thaamah (Arab: اظمة) - Bencana
  • Al-Wâqi‘ah (Arab: الْوَاقِعَةُ) - Peristiwa Yang Pasti Terjadi[11]
  • Al-Zalzalah (Arab: الزلزلة) - Kegoncangan[12]
  • Yawm ad-Dîn (Arab: يَوْمِ الدِّينِ) - Hari Penghakiman[13]
  • Yawm al-Âkhir (Arab: يَوْمِ الآخِرُ) - Hari Akhir[14]
  • Yawm al-Alîm Arab: يو م أليم) - Hari Yang Menyedihkan[15]
  • Yawm al-‘Azhim (Arab: يَوْمٌ عَظِيْمٌ ) - Hari Yang Besar[16]
  • Yawm al-Âzifah (Arab: يَوْمُ الآزِفَةِ) - Hari Yang Dekat[17]
  • Yawm al-Ba'ats (Arab: يوم البث) - Hari Kebangkitan[18]
  • Yawm al-Fashl (Arab: يَوْمُ الْفَصْلِ) - Hari Keputusan[19]
  • Yawm al-Fath (Arab: يَوْمُ الْفَتْحِ) - Hari Kemenangan[20]
  • Yawm al-Haqq (Arab: يَوْمُ الْحَقِّ) - Hari Kebenaran[21]
  • Yawm al-Hasrah (Arab: يَوْمٌ الْحَسْرَةِ) - Hari Penyesalan[22]
  • Yawm al-Hasyr (Arab: يوماالحشر) - Hari Perhimpunan
  • Yawm al-Hisãb (Arab: يومالْحِسَابِ) - Hari Perhitungan[23]
  • Yawm al-Jam‘i' (Arab: يَوْمُ الْجَمْعِ) - Hari Pengumpulan[24]
  • Yawm al-Jaza' (Arab: يوم الجزاء) - Hari Pembalasan/ Hukuman[25]
  • Yawm al-Khulûd (Arab: يَوْمُ الْخُلُوْدِ) - Hari Kekekalan[26]
  • Yawm al-Khurûj (Arab: يَوْمُ الْخُرُوْجِ ) - Hari Keluar dari Kubur[27]
  • Yawm al-Mahsyar (Arab: يومالمحشر) - Hari Berkumpul di Mahsyar[28]
  • Yawm al-Mau‘ûd (Arab: يَوْمُ الْمَوْعُوْدُ ) - Hari Yang Dijanjikan[29]
  • Yawm al-Mizan (Arab: يَوْمَالميزان) - Hari Penimbangan[30]
  • Yawm al-Qiyāmah (Arab: يَوْمُ الْقِيَامَةِ) - Hari Kebangkitan[31]
  • Yawm al-Wa’iid (Arab: يَوْمُ الْوَعِيدِ ) - Hari Ancaman[32]
  • Yawm an-Nusyur (Arab: يوم انوسر) - Hari Kembali
  • Yawm ‘Aqîm (Arab: يَوْمٌ عَقِيْمٌ) - Hari Siksaan[33]
  • Yawm at-Taghâbun (Arab: يَوْمُ التَّغَابُنِ) - Hari Pengungkapan Kesalahan[34]
  • Yawm at-Tanad (Arab: يَوْمَ التَّنَادِ) - Hari Panggil Memanggil[35]
  • Yawm ath-Thalâq (Arab: يَوْمُ الطَّلاَقِ) - Hari Pertemuan[36]
  • Yawm azh-Zhullah (Arab: يَوْمُ الظُّلَّةِ) - Hari Naungan[37]
  • Yawm Kabîr' (Arab: يَوْمٌ كَبِيْرٌ) - Hari Yang Besar[38]
  • Yawm Ma‘lûm (Arab: يَوْمٌ مَعْلُوْمٌ) - Hari Yang Dikenal[39]
  • Yawm Muhîth (Arab: يَوْمٌ مُحِيْطٌ) - Hari Yang Membinasakan[40]

[sunting] Empat hal kebaikan dunia dan akhirat

Menurut hadits, ada 4 perkara apabila diberikan kepada seseorang sesungguhnya ia telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, yaitu :
  • Hati yang senantiasa bersyukur
  • Lisan yang senantiasa berdzikir
  • Tubuh yang senantiasa sabar dalam menanggung musibah
  • Istri yang tidak pernah berkhianat baik terhadap dirinya atau terhadap harta benda suaminya.[41]
Menurut syariat Islam, jika keluarga kita semuanya termasuk orang yang sholeh maka semua anggota keluarga akan dapat berkumpul bersama di dalam syurga. Hal ini seperti tertulis dalam Al-Qur'an Ar-Ra'd ayat 23:
("yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Ar-Ra'd ayat 23)
Kehidupan esok pada akhirnya di sana ada yang masuk sebagai penghuni neraka. Semua tergantung pada amal perbuatannya selama hidup di dunia.

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ Kata âkhirah (آخِرَة) disebut 115 kali di dalam al-Quran.
  2. ^ Surah Yûnus 10:10
  3. ^ Surah Al-Hadîd 57:3.
  4. ^ Surah An-Najm 53:25,
  5. ^ Surah Al-Lail 92:13
  6. ^ Surah Adh-Dhuhâ 93:4.
  7. ^ Biharul Anwar 7: 111, hadis ke 42.
  8. ^ Surah Al-Ghâsyiyah 88.
  9. ^ Surah Al-Qâri‘ah 101.
  10. ^ Surah Al-Kahfi 18:21.
  11. ^ Surah Al-Waaqi'ah 56.
  12. ^ Surah Al-Zalzalah 99.
  13. ^ Surah Al-Fatihah 4.
  14. ^ Surah Al-'Ankabuut 29:36.
  15. ^ Surah Hûd 11:26.
  16. ^ Surah Al-An‘âm 6:15.
  17. ^ Surah Al-Mu’min 40:18.
  18. ^ Surah Ar-Rûm 30:56.
  19. ^ Surah Al-Mursalat 77:14.
  20. ^ Surah As-Sajadah 32:29.
  21. ^ Surah An-Naba’ 78:39.
  22. ^ Surah Maryam 19:39.
  23. ^ Surah Shaad 38:26.
  24. ^ Surah At-Taghâbun 64:9.
  25. ^ Surah Al-Maa`idah 5:29.
  26. ^ Surah Qaf 50:34.
  27. ^ Surah Qaf 50:42.
  28. ^ Surah Al-Kahfi 47.
  29. ^ Surah Al-Burûj 85:2.
  30. ^ Surah Al-A'raaf 8.
  31. ^ Surah Al-Qashshash 28:42.
  32. ^ Surah Qaaf 50:20.
  33. ^ Surah Al-Hajj 22:55.
  34. ^ Surah At-Taghâbun 64:9.
  35. ^ Surah Al-Mu'min 40:32.
  36. ^ Surah Al-Mu’min 40:15.
  37. ^ Surah Asy-Syu‘ara’ 26:189.
  38. ^ Surah Hûd 11:3.
  39. ^ Surah Al-Wâqi‘ah 56:1 & 50.
  40. ^ Surah Hûd 11:84.
  41. ^ Hadits riwayat Tarmidzi & Ibnu Hibban.




Perjalanan Menuju Akhirat

Hari akhirat, hari setelah kematian yang wajib diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala  dan kebenaran agama-Nya. Hari itulah hari pembalasan semua amal perbuatan manusia, hari perhitungan yang sempurna, hari ditampakkannya semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia, hari yang pada waktu itu orang-orang yang melampaui batas akan berkata dengan penuh penyesalan:
{يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي}
“Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini” (QS Al Fajr:24).
Maka seharusnya setiap muslim yang mementingkan keselamatan dirinya benar-benar memberikan perhatian besar dalam mempersiapkan diri dan mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal abadi ini. Karena pada hakikatnya, hari inilah masa depan dan hari esok manusia yang sesungguhnya, yang kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya usia manusia. Allah Ta’ala  berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ}
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al Hasyr:18).
Dalam menafsirkan ayat di atas Imam Qotadah([1]) berkata: “Senantiasa tuhanmu (Allah) mendekatkan (waktu terjadinya) hari kiamat, sampai-sampai Dia menjadikannya seperti besok”([2]).
Semoga Allah Ta’ala meridhai sahabat yang mulia Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu yang mengingatkan hal ini dalam ucapannya yang terkenal: “Hisablah (introspeksilah) dirimu (saat ini) sebelum kamu dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat), dan timbanglah dirimu (saat ini) sebelum (amal perbuatan)mu ditimbang (pada hari kiamat), karena sesungguhnya akan mudah bagimu (menghadapi) hisab besok (hari kiamat) jika kamu (selalu) mengintrospeksi dirimu saat ini, dan hiasilah dirimu (dengan amal shaleh) untuk menghadapi (hari) yang besar (ketika manusia) dihadapkan (kepada Allah Ta’ala):
{يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ}
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Allah), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi-Nya)” (QS Al Haaqqah:18)([3]).
Senada dengan ucapan di atas sahabat yang mulia Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya dunia telah pergi meninggalkan (kita) sedangkan akhirat telah datang di hadapan (kita), dan masing-masing dari keduanya (dunia dan akhirat) memiliki pengagum, maka jadilah kamu orang yang mengagumi/mencintai akhirat dan janganlah kamu menjadi orang yang mengagumi dunia, karena sesungguhnya saat ini (waktunya) beramal dan tidak ada perhitungan, adapun besok (di akhirat) adalah (saat) perhitungan dan tidak ada (waktu lagi untuk) beramal”([4]).
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing…”
Dunia tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akhirat tempat kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi itu. Barangsiapa yang mengumpulkan bekal yang cukup maka dengan izin Allah dia akan sampai ke tujuan dengan selamat, dan barang siapa yang bekalnya kurang maka dikhawatirkan dia tidak akan sampai ke tujuan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sikap yang benar dalam kehidupan di dunia dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan”([5]).
Hadits ini merupakan bimbingan bagi orang yang beriman tentang bagaimana seharusnya dia menempatkan dirinya dalam kehidupan di dunia. Karena orang asing (perantau) atau orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang yang hanya tinggal sementara dan tidak terikat hatinya kepada tempat persinggahannya, serta terus merindukan untuk kembali ke kampung halamannya. Demikianlah keadaan seorang mukmin di dunia yang hatinya selalu terikat dan rindu untu kembali ke kampung halamannya yang sebenarnya, yaitu surga tempat tinggal pertama kedua orang tua kita, Adam alaihissalam dan istrinya Hawa, sebelum mereka berdua diturunkan ke dunia.
Dalam sebuah nasehat tertulis yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri kepada Imam Umar bin Abdul Azizi, beliau berkata: “…Sesungguhnya dunia adalah negeri perantauan dan bukan tempat tinggal (yang sebenarnya), dan hanyalah Adam alaihissalam diturunkan ke dunia ini untuk menerima hukuman (akibat perbuatan dosanya)…”([6]).
Dalam mengungkapkan makna ini Ibnul Qayyim berkata dalam bait syairnya:
Marilah (kita menuju) surga ‘adn (tempat menetap) karena sesungguhnya itulah
Tempat tinggal kita yang pertama, yang di dalamnya terdapat kemah (yang indah)
Akan tetapi kita (sekarang dalam) tawanan musuh (setan), maka apakah kamu melihat
Kita akan (bisa) kembali ke kampung halaman kita dengan selamat?([7])
Sikap hidup ini menjadikan seorang mukmin tidak panjang angan-angan dan terlalu muluk dalam menjalani kehidupan dunia, karena “barangsiapa yang hidup di dunia seperti orang asing, maka dia tidak punya keinginan kecuali mempersiapkan bekal yang bermanfaat baginya ketika kembali ke kampung halamannya (akhirat), sehingga dia tidak berambisi dan berlomba bersama orang-orang yang mengejar dunia dalam kemewahan (dunia yang mereka cari), karena keadaanya seperti seorang perantau, sebagaimana dia tidak merasa risau dengan kemiskinan dan rendahnya kedudukannya di kalangan mereka”([8]).
Makna inilah yang diisyaratkan oleh sahabat yang meriwayatkan hadits di atas, Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma ketika beliau berkata: “Jika kamu (berada) di waktu sore maka janganlah tunggu datangnya waktu pagi, dan jika kamu (berada) di waktu pagi maka janganlah tunggu datangnya waktu sore, serta gunakanlah masa sehatmu (dengan memperbanyak amal shaleh sebelum datang) masa sakitmu, dan masa hidupmu (sebelum) kematian (menjemputmu)” ([9]).
Bahkan inilah makna zuhud di dunia yang sesungguhnya, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hambal ketika beliau ditanya: Apakah makna zuhud di dunia (yang sebenarnya)? Beliau berkata: “(Maknanya adalah) tidak panjang angan-angan, (yaitu) seorang yang ketika dia (berada) di waktu pagi dia berkata: Aku (khawatir) tidak akan (bisa mencapai) waktu sore lagi”([10]).
“Berbekallah, dan sungguh sebaik-baik bekal adalah takwa” وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوى
Sebaik-baik bekal untuk perjalanan ke akhirat adalah takwa, yang berarti “menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya”([11]).
Maka sesuai dengan keadaan seorang hamba di dunia dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan meninggalkan perbuatan maksiat, begitu pula keadaannya di akhirat kelak. Semakin banyak dia berbuat baik di dunia semakin banyak pula kebaikan yang akan di raihnya di akhirat nanti, yang berarti semakin besar pula peluangnya untuk meraih keselamatan dalam perjalanannya menuju surga.
Inilah diantara makna yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau: “Setiap orang akan dibangkitkan (pada hari kiamat) sesuai dengan (keadaannya) sewaktu dia meninggal dunia”([12]). Artinya: dia akan mendapatkan balasan pada hari kebangkitan kelak sesuai dengan amal baik atau buruk yang dilakukannya sewaktu di dunia([13]).
Landasan utama takwa adalah dua kalimat syahadat: Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Oleh karena itu, sebaik-baik bekal yang perlu dipersiapkan untuk selamat dalam perjalanan besar ini adalah memurnikan tauhid (mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah dan menjauhi perbuatan syirik) yang merupakan inti makna syahadat Laa ilaaha illallah dan menyempurnakan al ittibaa’ (mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjauhi perbuatan bid’ah) yang merupakan inti makna syahadat Muhammadur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka dari itu, semua peristiwa besar yang akan dialami manusia pada hari kiamat nanti, Allah akan mudahkan bagi mereka dalam menghadapinya sesuai dengan pemahaman dan pengamalan mereka terhadap dua landasan utama Islam ini sewaktu di dunia.
Fitnah (ujian keimanan) dalam kubur yang merupakan peristiwa besar pertama yang akan dialami manusia setelah kematiannya, mereka akan ditanya oleh dua malaikat: Munkar dan Nakir([14]) dengan tiga pertanyaan: Siapa Tuhanmu?, apa agamamu? dan siapa nabimu?([15]). Allah hanya menjanjikan kemudahan dan keteguhan iman ketika mengahadapi ujian besar ini bagi orang-orang yang memahami dan mengamalkan dua landasan Islam ini dengan benar, sehingga mereka akan menjawab: Tuhanku adalah Allah, agamaku adalah Islam dan Nabiku adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam([16]).
Allah Ta’ala berfirman:
{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ}
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim:27).
Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat di atas ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Al Bara’ bin ‘Aazib radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim ketika ditanya di dalam kubur (oleh Malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah (Laa Ilaaha Illallah) dan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah (Muhammadur Rasulullah), itulah (makna) firman-Nya: {Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat}([17])”.
Termasuk peristiwa besar pada hari kiamat, mendatangi telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang penuh kemuliaan, warna airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan baunya lebih harum daripada minyak wangi misk (kesturi), barangsiapa yang meminum darinya sekali saja maka dia tidak akan kehausan selamanya([18]). Dalam hadits yang shahih([19]) juga disebutkan bahwa ada orang-orang yang dihalangi dan diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini. Karena mereka sewaktu di dunia berpaling dari petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada pemahaman dan perbuatan bid’ah, sehingga di akhirat mereka dihalangi dari kemuliaan meminum air telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka.
Imam Ibnu Abdil Barr([20]) berkata: “Semua orang yang melakukan perbuatan bid’ah yang tidak diridhai Allah dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam (pada hari kiamat nanti), dan yang paling parah di antara mereka adalah orang-orang (ahlul bid’ah) yang menyelisihi (pemahaman) jama’ah kaum muslimin, seperti orang-orang khawarij, syi’ah rafidhah dan para pengikut hawa nafsu, demikian pula orang-orang yang berbuat zhalim yang melampaui batas dalam kezhaliman dan menentang kebenaran, serta orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar secara terang-terangan, semua mereka ini dikhawatirkan termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam)([21]).
Demikian pula termasuk peristiwa besar pada hari kiamat, melintasi ash shiraath (jembatan) yang dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam, di antara surga dan neraka. Dalam hadits yang shahih([22]) disebutkan bahwa keadaan orang yang melintasi jembatan tersebut bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan mereka sewaktu di dunia. “Ada yang melintasinya secepat kerdipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda pacuan yang kencang, ada yang secepat menunggang onta, ada yang berlari, ada yang berjalan, ada yang merangkak, dan ada yang disambar dengan pengait besi kemudian dilemparkan ke dalam neraka Jahannam”([23]) – na’uudzu billahi min daalik – .
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al ‘Utsaimin ketika menjelaskan sebab perbedaan keadaan orang-orang yang melintasi jembatan tersebut, beliau berkata: “Ini semua (tentu saja) bukan dengan pilihan masing-masing orang, karena kalau dengan pilihan (sendiri) tentu semua orang ingin melintasinya dengan cepat, akan tetapi (keadaan manusia sewaktu) melintasi (jembatan tersebut) adalah sesuai dengan cepat (atau lambatnya mereka) dalam menerima (dan mengamalkan) syariat Islam di dunia ini; barangsiapa yang bersegera dalam menerima (petunjuk dan sunnah) yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka diapun akan cepat melintasi jembatan tersebut, dan (sebaliknya) barangsiapa yang lambat dalam hal ini, maka diapun akan lambat melintasinya; sebagai balasan yang setimpal, dan balasan (perbuatan manusia) adalah sesuai dengan jenis perbuatannya”([24]).
“Balasan akhir yang baik (surga) bagi orang-orang yang bertakwa” وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Akhirnya, perjalanan manusia akan sampai pada tahapan akhir; surga yang penuh kenikmatan, atau neraka yang penuh dengan siksaan yang pedih. Di sinilah Allah Ta’ala akan memberikan balasan yang sempurna bagi manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Allah Ta’ala berfirman:
{فَأَمَّا مَنْ طَغَى وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى}
“Adapun orang-orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)” (QS  An Naazi’aat:37-41).
Maka balasan akhir yang baik hanyalah Allah peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan yang menyimpang dari agama-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
{تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ}
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Qashash:83).
Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata: “…Jika mereka (orang-orang yang disebutkan dalam ayat ini) tidak mempunyai keinginan untuk menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, maka konsekwensinya (berarti) keinginan mereka (hanya) tertuju kepada Allah, tujuan mereka (hanya mempersiapkan bekal untuk) negeri akhirat, dan keadan mereka (sewaktu di dunia): selalu merendahkan diri kepada hamba-hamba Allah, serta selalu berpegang kepada kebenaran dan mengerjakan amal shaleh, mereka itulah orang-orang bertakwa yang akan mendapatkan balasan akhir yang baik (surga dari Allah Ta’ala)”([25]).
Penutup
Setelah kita merenungi tahapan-tahapan perjalanan besar ini, marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri: sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup supaya selamat dalam perjalanan tersebut? Kalau jawabannya: belum, maka jangan putus asa, masih ada waktu untuk berbenah diri dan memperbaiki segala kekurangan kita – dengan izin Allah Ta’ala – . Caranya, bersegeralah untuk kembali dan bertobat kepada Allah, serta memperbanyak amal shaleh pada sisa umur kita yang masih ada. Dan semua itu akan mudah bagi orang yang Allah berikan taufik dan kemudahan baginya.
Imam Fudhail bin ‘Iyaadh([26]) pernah menasehati seseorang lelaki, beliau berkata: “Berapa tahun usiamu (sekarang)”? Lelaki itu menjawab: Enam puluh tahun. Fudhail berkata: “(Berarti) sejak enam puluh tahun (yang lalu) kamu menempuh perjalanan menuju Allah dan (mungkin saja) kamu hampir sampai”. Lelaki itu menjawab: Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Maka Fudhail berkata: “Apakah kamu paham arti ucapanmu? Kamu berkata: Aku (hamba) milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, barangsiapa yang menyadari bahwa dia adalah hamba milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan berdiri (di hadapan-Nya pada hari kiamat nanti), dan barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri (di hadapan-Nya) maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban (atas perbuatannya selama di dunia), dan barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban (atas perbuatannya) maka hendaknya dia mempersiapkan jawabannya”. Maka lelaki itu bertanya: (Kalau demikian) bagaimana caranya (untuk menyelamatkan diri ketika itu)? Fudhail menjawab: “(Caranya) mudah”. Leleki itu bertanya lagi: Apa itu? Fudhail berkata: “Engkau memperbaiki (diri) pada sisa umurmu (yang masih ada), maka Allah akan mengampuni (perbuatan dosamu) di masa lalu, karena jika kamu (tetap) berbuat buruk pada sisa umurmu (yang masih ada), kamu akan di siksa (pada hari kiamat) karena (perbuatan dosamu) di masa lalu dan pada sisa umurmu”([27]).
Akhirnya, kami menutup tulisan ini dengan doa dari Rasulullah r([28]) untuk kebaikan agama, dunia dan akhirat kita:
Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan penentu (kebaikan) semua urusanku, dan perbaikilah (urusan) duniaku yang merupakan tempat hidupku,
serta perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku (selamanya), jadikanlah (masa) hidupku sebagai penambah kebaikan bagiku,
dan (jadikanlah) kematianku sebagai penghalang bagiku dari semua keburukan.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, 20 Shafar 1430 H
Abdullah bin Taslim Al Buthoni

[1] ([1]) Beliau adalah Qotadah bin Di’aamah As Saduusi Al Bashri (wafat setelah tahun 110 H), imam besar dari kalangan tabi’in yang sangat terpercaya dan kuat dalam meriwayatkan hadits Rasulullah r (lihat kitab “Taqriibut tahdziib”, hal. 409). [2] ([2]) Dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam kitab beliau “Ighaatsatul lahfan” (hal. 152-Mawaaridul amaan).
[3] ([3]) Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab beliau “Az Zuhd” (hal. 120), dengan sanad yang hasan.
[4] ([4]) Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Az Zuhd” (hal. 130) dan dinukil oleh Imam Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab beliau “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 461).
[5] ([5]) HSR Al Bukhari (no. 6053).
[6] ([6]) Dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam kitab beliau “Ighaatsatul lahfaan” (hal. 84 – Mawaaridul amaan).
[7] ([7]) Miftaahu daaris sa’aadah (1/9-10), juga dinukil oleh Ibnu Rajab dalam kitab beliau “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 462).
[8] ([8]) Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab beliau “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 461), dengan sedikit penyesuaian.
[9] ([9]) Diriwayatkan oleh imam Al Bukhari dalam kitab “Shahihul Bukhari”  (no. 6053).
[10] ([10]) Dinukil oleh oleh Ibnu Rajab dalam kitab beliau “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 465).
[11] ([11]) Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 196).
[12] ([12]) HSR Muslim (no. 2878).
[13] ([13]) Lihat penjelasan Al Munaawi dalam kitab beliau “Faidhul qadiir” (6/457).
[14] ([14]) Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat At Tirmidzi (no. 1083) dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam “Ash Shahiihah” (no. 1391).
[15] ([15]) Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih riwayat Ahamad (4/287-288), Abu Dawud (no. 4753) dan Al Hakim (1/37-39), dinyatakan shahih oleh Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi.
[16] ([16]) Ibid.
[17] ([17]) HSR Al Bukhari (no. 4422), hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 2871).
[18] ([18]) Semua ini disebutkan dalam hadits yang shahih riwayat imam Al Bukhari (no. 6208) dan Muslim (no. 2292). Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang dimudahkan minum darinya.
[19] ([19]) Riwayat Imam Al Bukhari (no. 6211) dan Muslim (no. 2304) dari Anas bin Malik t.
[20] ([20]) Beliau adalah Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr An Namari Al Andalusi (wafat 463 H), syaikhul Islam dan imam besar ahlus Sunnah dari wilayah Magrib, penulis banyak kitab hadits dan fikih yang sangat bermanfaat. Biografi beliau dalam kitab “Tadzkiratul huffaazh” (3/1128).
[21] ([21]) Kitab “Syarh Az Zarqaani ‘ala muwaththa-il imaami Maalik” (1/65).
[22] ([22]) Riwayat imam Al Bukhari (no. 7001) dan Muslim (no. 183) dari Abu Sa’id Al Khudri t.
[23] ([23]) Ucapan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab beliau “Al Aqiidah al waasithiyyah” (hal. 20).
[24] ([24]) Kitab “Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (2/162).
[25] ([25]) Taisiirul kariimir Rahmaan fi tafsiiri kalaamil Mannaan (hal. 453).
[26] ([26]) Beliau adalah Fudhail bin ‘Iyaadh bin Mas’uud At Tamimi (wafat 187 H), seorang imam besar dari dari kalangan atba’ut tabi’in yang sangat terpercaya dalam meriwayatkan hadits Rasulullah r dan seorang ahli ibadah (lihat kitab “Taqriibut tahdziib”, hal. 403).
[27] ([27]) Dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam kitab “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 464).
[28] ([28]) Dalam HSR Muslim (no. 2720) dari sahabat Abu Hurairah t.

Perbandingan Dunia dan Akhirat

Tidak ada manusia yang dapat menolak bahwa hidup di dunia ini adalah sementara waktu. Di akhir zaman ini paling lama manusia dapat hidup menurut umur dunia, 150 tahun. Setelah itu semua orang percayakan mati, selepas mati pergi ke Akhirat. Banyak orang yang percaya, sedikit sekali yang tidak percaya.
Umat Islam memang percaya bahwa Akhirat itu wujud, tempat tinggal manusia yang kekal abadi. Di sana ada kesenangan dan ada kesusahan seperti di dunia juga ada kesenangan ada kesusahan, cuma kesenangan dan kesusahan di antara dunia dan di akhirat tidak sama. Kalau kita hendak membuat bandinganlah walaupun tidak tepat, untuk mudah faham, kalau kesenangan itu macam kita duduk berumah pohon dengan di dalam istana, kalau azabnya pula seperti gigitan semut dengan dimakan oleh singa yang garang.
Batas di antara dunia dengan Akhirat ialah alam kubur atau alam barzakh. Di san di tahan sementara waktu. Di sana juga ada kesusahan dan ada kesenangan macam di dunia juga. Bandingannya seperti batas di antara negara dan negara. Di perbatasan antara negara dengan negara ada kalanya mendapat kesenangan dan ada kalanya mendapat kesusahan. Begitulah keadaan di antara dunia dengan Akhirat, yaitu alam kubur atau alam barzakh.
Walaupun umat Islam percaya negara Akhirat dan percaya alam barzakh batas antara dunia dan Akhirat dan juga percaya bahwa nikmat dan azab di sana jauh bedanya dengan nikmat dan azab di dunia. Sekiranya Allah Taala rasakan sekarang ini perbandingan itu niscaya manusia ini akan menolak dunia ini secara total dan manusia akan menumpukan seratur persen untuk tujuan Akhirat.
Namun demikian oleh karena manusia itu hidup di dunia lebih dahulu yaitu hidup di negara yang dekat dan murah ini, mereka berhadapan dan merasa dengan nikmat dan azabnya lebih dahulu sebelum nikmat dan azab Akhirat, manusia terpesona hidup di sini. Mereka terlalai, terlupa kehidupan di sana, yaitu negara Akhirat. Oleh yang demikian ini mereka bersungguh-sungguhlah mengejar nikmat dunia dan mengelak azab di dunia ini. Diperahlah otaknya, tenaganya pagi dan petang, siang dan malam, dengan tidak jemu-jemu walau susah tapi dapat dihadapi kesusahan itu. Walau menderita dari berbagai-bagai ujian yang dihadapi tapi manusia sanggup berhadapan dengannya. Adakalanya ingin mengejar keuntungan, rugi yang dapat, inginkan kesenangan, susah yang dapat. Kebahagiaan yang dikejar, penderitaan yang datang. Kebaikan yang diburu, kemalangan yang dijumpai. Namum manusia tidak jemu-jemu, tidak rasa kecewa dan tidak putus asa, gunakan tenaga yang ada itu buru lagi dunia. Hingga ruangan untuk Akhirat tidak ada sama sekali atau tenaga yang sedikit-sedikit yang tinggal. Itulah untuk Akhirat, itu pun mudah jemu, terasa payah, rasa susah, rasa membeban, terasa terhina, terasa malu membuatnya.
Padahal di dalam pengalaman kita, hendak mengejar Akhirat yang lebih penting dengan dunia yang tidak penting. Akhirat yang istimewa dengan dunia yang murah ini, sangat beda amalan Akhirat. Walau penting, Allah Taala mudahkan, itulah di antara rahmat-Nya agar manusia cenderung ke sana, tapi dunia yang murah ini, amalannya lebih susah dan payah supaya manusia mengambil enteng dan kecil saja dunia ini. Patutnya demikian. Tapi pada manusia rupanya tidak begitu, manusia lebih terasa susah membuat kerja-kerja Akhirat walaupun senang dibandingkan dengan kerja-kerja dunia yang susah itu. Tapi pada manusia dirasa ringan saja dan mudah. Itulah membuktikan tarikan dunia lebih mempengaruhi umat Islam walaupun kerja-kerja susah dan berat berbanding dengan tarikan Akhirat yang istimewa dan agung itu walaupun kerja-kerjanya mudah dan ringan.
Perbandingan kerja dunia dan kerja akhirat
Mari kita datangkan beberapa contoh-contoh menunjukkan kerja-kerja dunia itu susah dan payah, tapi ringan pada manusia karena tarikannya kuat dan kerja-kerja Akhirat itu mudah dan ringan tapi umat Islam merasakan susah dan payah karena tarikannya dingin. Saya sebutkan beberapa perkara sebagai perbandingan seperti di bawah ini.
1. Mana lebih berat, shalat Subuh dua rakaat sekedar 20 menit membawa 30 menit, dengan kerja 8 jam satu hari ? Karena mencari duit ada kalanya kerja buruh, betapa susah, namun ada umat Islam sanggup tidak shalat Subuh sekedar 20-30 menit tapi tidak jemu-jemu bekerja satu hari 8 jam karena mencari duit.
2. Mana lebih berat menolong kawan karena Allah Taala mungkin sekedar satu dua jam dibandingkan maraton berjam-jam, kadang-kadang terpaksa naik bukit, menyeberang sungai, menuruni jurang yang terjal karena nama dan glamour. Susah lagi maraton, tapi mudah saja manusia dapat buat. Menolong kawan amat terasa berat.
3. Mana lebih berat di antara hendak memberi maaf kepada orang yang disuruh Allah Taala dengan keinginan naik gunung Kinabalu karena nama dan glamour. Padahal tidak panjat gunung Kinabalu bukan satu kesalahan tapi orang lebih mampu memanjat gunung daripada memberi maaf yang diperintah.
4. Pergi shalat berjamaah bukanlah memakan waktu yang panjang. Tidak juga terlalu jauh karena perintah Allah Taala dan juga tidak meletihkan. Dibandingkan dengan rekreasi dan menghabiskan waktu untuk bergaul bebas di tempat yang jauh mungkin di hutan, di tepi laut, di hulu sungai, yang banyak menyita waktu dan berhadapan dengan keletihan. Namun orang tidak sanggup pergi shalat jemaah tapi sanggup pergi rekreasi. Adakalanya sampai di rumah bertengkar pula dengan isteri karena sakit hati dengan suami.
5. Pergi belajar ke Amerika karena hendakkan ijazah agar dapat makan gaji bertahun-tahun lamanya, tinggal ibu bapa, tinggal tanah air, korban uang berjuta-juta, adakalanya mati di sana. Mana lebih susah dengan belajar agama di mesjid sekedar satu jam untuk membaiki diri, tidak mengorbankan waktu dan uang puluhan juta rupiah, tidak meninggalkan ibu bapa dan tanah air. Tentulah lebih susah di Amerika dibandingkan dengan belajar di mesjid sekedar satu jam. Namun ke Amerika bisa, pergi ke masjid tidak mau pergi.
6. Mana lebih berat hendak berkhidmat dengan ibu dan ayah sekedar mungkin satu dua jam kemudian ibu bapa bagi makan, pakaian dan lain-lain, dibandingkan dengan melayan dan berkhidmat dengan boyfriend atau girlfriend berjam-jam lamanya, berhari-hari, habis duit diperahnya, orang yang melihat pun malu.
7. Adakalanya ia tidak jujur, di belakang kita ada 'pacar'. Tentu lebih susah melayan pacar daripada ibu dan ayah. Namun orang tidak sanggup berkhidmat dengan ibu ayah tapi lebih sanggup melayan dengan pacar walaupun susah dan payah.
8. Mana lebih berat hendak menderma kepada kelab-kelab hiburan yang menyesatkan, paling kurang 1 juta kalau tidak jatuh status, dengan menderma dengan fakir miskin sekedar sepuluh dua puluh ribu. Tentulah lebih berat menderma ke klab-klab hiburan dan menyesatkan itu daripada hendak bersedekah dengan fakir miskin sekedar sepuluh dua puluh ribu. Namun berat ketika bersedekah, tapi menderma seribu karena nama, sanggup. Adakalanya ketika isteri tahu, dimaki oleh istri, namun walaupun begitu sanggup berhadapan dengan resikonya.
9. Menonton film yang merusak akhlak atau membaca buku novel yang menyesatkan dapat dibuat sampai memakan waktu berjam-jam, kadang-kadang bertengkar dengan ibu bapa atau suami dan isteri. Mana lebih terkorban waktu atau mana lebih susah, daripada berzikir atau membaca Al Quran selama 30 menit. Tentulah terkorban masa menonton film mengarut atau membaca novel mengarut hingga dapat bergaduh daripada berzikir atau membaca Al Quran sekedar 30 menit. Namun orang sanggup menonton film atau membaca novel daripada berzikir atau membaca Al Quran.
10. Mana lebih susah pergi berjudi atau pergi disko sambil meminum arak, dengan menghabiskan waktu dan uang, lalu berkelahi setelah itu dengan isteri hingga kocar-kacir rumah, daripada sanggup menolong tetangga yang susah hanya sekali-sekala yang dapat menimbulkan kasih sayang. Tentulah menolong tetangga lebih mudah tapi orang tidak sanggup berbuat, orang lebih sanggup berjudi dan pergi ke disko, minum arak hingga hancur rumah tangga, bertengkar dan berhutang.
11. Orang-orang yang banyak masuk sel, terbunuh, difitnah, ditangkap, diberi malu, dihina dan dicaci-maki oleh orang, mana yang lebih banyak disebabkan mencuri, menipu, membunuh, berzina, merampok, memperjuangkan ideologi, daripada orang-orang yang disebabkan mencari rezeki yang halal dan memperjuangkan Islam. Sudah tentu yang mencari rezeki yang halal dan karena memperjuangkan Islam terlalu sedikit dibandingkan disebabkan melakukan kejahatan tapi karena kejahatan atau dunia, sanggup menerima resiko yang berat, tapi kalau kebaikan dan kebenaran tidak sanggup melakukannya.
Setelah kita mengurai dan membuat perbandingan di antara kerja-kerja Akhirat dengan kerja-kerja dunia, kerja-kerja dunia lebih-lebih lagi yang bersifat mungkar dan maksiat lebih susaha dan lebih berat resiko yang diterima daripada kerja-kerja halal dan kerja-kerja Akhirat namun demikian orang tidak sanggup membuat kerja-kerja Akhirat walaupun mudah dibandingkan membuat kerja-kerja dunia walaupun susah dan payah.
Di sinilah menunjukkan umat Islam hatinya lebih cenderung dengan dunia daripada Akhirat walaupun dunia itu murah dan sementara waktu dibandingkan dengan Akhirat yang istimewa dan kekal abadi. Tepat sekali kata pepatah Melayu, cinta itu buta. Cinta kepada apa pun jadi buta, yang lain tidak nampak lagi, yang lain walaupun cantik dan istimewa tidak ada perhatian lagi. Macam orang sudah jatuh cinta pada seorang perempuan atau seorang lelaki, lupa yang lain, lupa ibu bapa, lupa adik beradik, lupa makan minum, lupa bekerja dan lain-lain lagi. Dan karena cintanya itu sanggup bersusah payah dan sanggup menerima resiko yang berat.
Begitulah orang yang sudah cinta dan jatuh hati dengan dunia, lupa Akhirat, sanggup susah payah dengan dunia, sanggup menerima resiko yang berat sekalipun mati karenanya. Untuk Akhirat walaupun istimewa, mudah pula, senang membuatnya, namun berat rasa hendak membuatnya karena tidak cinta.
Setelah kita mengkaji bahwa kerja-kerja dunia lebih susah dan berbahaya, lebih berat lagi dan resikonya lebih tinggi dari kerja Akhirat, apakah hujah dan alasan kita nanti di hadapan Tuhan di Akhirat kelak. Tidak ada hujah dan alasann yang sebenarnya. Maka banyaklah manusia yang masuk Neraka dari masuk ke Syurga.
Perbandingan azab dunia dan Akhirat
Sesuatu yang pasti terjati, tapi sering dilupakan dan tidak dipedulikan, ialah mati. Yakni berhentinya degupan jantung, lalu berhentilah nafas dan aktivitas lainnya, hingga manusia tidak berguna apa-apa lagi. Walaupun dia seorang profesor, raja atau presiden. Kalau dibiarkan akan busuk dan berkerut, maka terpaksalah ditanam jauh-jauh ke dalam bumi.
Semua orang dulu pasti sudah merasakan mati. Mereka sudah tidak ada lagi di bumi ini. Yang tinggal hanya nama dan sejarah hidup mereka saja. Dan detik itu pasti datang pada setiap orang diantara kita. Ia adalah program yang tidak bisa tidak pasti terjadi, dan kita sering bertanya-tanya: "Kapankah giliranku untuk mati ? Dan apa persediaan yang harus aku lakukan ?".
Kesakitan sewaktu roh dicabut dari badan oleh Malaikat Izrail seperti ditusuk-tusuk 300 kali dengan mata pedang. Hancur lumat hingga hilang segala-galanya. Rasa haus ketika maut tiba teramat sangat azabnya hingga kalaupun air satu lautan diminum tidak akan puas-puas juga. Tersadar kembali sewaktu berhadapan dengan Munkar dan Nakir. Yakni di satu alam luar yang lain dari alam dunia ini. Alam Barzakh namanya. Alam di mana kita dapat melihat malaikat dan bertanya-tanya dengannya. Alam yang diperlihatkan Syurga dan Neraka. Dan dapat juga melihat ragam manusia di dunia yang belum mati lagi itu.
Hidup di sana kalau bahagia, sangat lama sekali yakni hingga Kiamat, mungkin beribu-ribu tahun. Dan kalau kiamat tiba mungkin beribu-ribu tahun lagi. Dan kalau tersiksa pun begitu jugalah lamanya. Bahagia atau derita tergantung pada berhasil atau tidaknya kita ketika di dunia. Kalau berhasil menjalankan tugas sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi, maka bahagialah kita. Sebaliknya kalau sewaktu di dunia menjadi hamba nafsu atau syaitan serta berjuang untuk itu, maka malaikat akan mengazab kita di Barzakh sana. Terkurung selama beribu-ribu tahun dalam azab sengsara.
Itu kata Allah dan itulah ketentuan-Nya. Al Quran dan hadis banyak sekali menceritakan tenatng ini dengan sejelas-jelasnya. Lihat contoh-contohnya.
1. Surat Al Qiyamah, ayat 36-40:
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa dipertanggungjawabkan) ? Bukankah dia dahulu setitis mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah lalu Allah menciptakannya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang yang mati ?
2. Surat An Naaai'at, ayat 10-14:
"(Orang kafir) berkata "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang sebelumnya ?" Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kamu telah menjadi tulang belulang dan hancur lumat ? Mereka berkata "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan." Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu tiupan saja. Maka dengan serta-merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.
3. Surat An Naazi'at, ayat 34-41:
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (Hari Kiamat) telah datang. Pada hari ketika manusia teringat apa yang telah dikerjakannya dan diperlihatkan Neraka dengan jelas setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya Nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka Syurga tempat tinggalnya.
Demikianlah kita telah diberitahu seterang-terangnya tentang sesuatu yang bakal terjadi dan menimpa setiap diri. Apa pendapat anda ? Nasib di dunia atau nasib di akhiratkah yang hendak diutamakan ? Sebab orang yang kaya di dunia (tetapi tidak bertaqwa) akan miskin di Akhirat, sedangkan miskin di dunia masih ada tempat tinggal, pakaian dan makan minum. Masih bisa berikhtiar. Sedangkan jika miskin di Akhirat, sesuap makanan pun tidak dapat. Tidak ada seorang pun yang simpati.
Kemiskinan dan penderitaan yang mana yang lebih patut ditakuti. Berusaha keras untuk dunia atau untuk Akhirat yang harus diutamakan ? Rasulullah SAW ketika ditanya:
"Siapakah orang mukmin yang paling cerdik ? Sabda Rasulullah : (orang yang paling cerdik) ialah orang yang banyak mengingat mati"
[ Riwayat Ibnu Majah]
Maka fahamlah kita, keutamaan harus diberikan pada urusan-urusan Akhirat. Sebab mati bisa jadi datang besok. Dan kalaulah hal itu terjadi dalam keadaan kita belum menjalankan tugas yang diamanahkan, kita akan menderita selama-lamanya. Sedangkan untuk dunia, kalau hari ini belum selesai, besok bisa disambung lagi. Kelalaian tentang urusan dunia tidak akan mengakibatkan kerugian yang panjang. Contohnya, kalau urusan yang kita tinggalkan dapat disambung lagi. Kita tidak akan rugi apa-apa. Tapi kalau karena dunia kita tangguhkan sholat, tiba-tiba kita mati sebelum shalat. Sementara akibat meninggalkan shalat dengan sengaja ialah 40 tahun masuk Neraka. Demikian juga halnya kalau kita menimbun duit dalam bank, konon untuk masa depan. Kalau kita sempat tua, mungkin duit itu bisa kita gunakan; itu pun di Akhirat tidak dapat apa-apa. Apa jadinya kalau kita mati sebelum tua, sudahlah duit itu tidak berguna untuk kita di dunia, di Akhirat kita akan menderita karena dosa membekukan harta pemberian Allah. Sedangkan kalau duit itu kita korbankan pada jalan Allah, di dunia lagi kita akan hidup senang. Inilah yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, melalui sabdanya yang artinya:
Berusahalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan berusahalah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati esok hari.
[Riwayat Ibnu Asakir]
Jangan mengartikan hadis ini menyuruh kita bekerja keras di dunia saja; bekerja keraslah juga untuk Akhirat. Maksud yang sebenarnya ialah urusan dunia karena masih lama lagi (masih ada waktu) bisa ditangguhkan atau dikemudiankan; sedangkan untuk Akhirat, karena bisa jadi mati esok, harus disegerakan atau didahulukan.
Ingatlah mati dan akibatnya. Ia dahsyat, hebat dan menakutkan pada yang mati dan untuk yang tinggal. Secara kasar kita sudah ceritakan hal sesudah mati, untuk yang mati dan akan mati. Mari kita lihat akibat mati pada yang hidup. Betapa hebat dan menakutkan!
Demikianlah dahsyatnya akibat kematian; ngeri dan menakutkan. Sebut saja mati, orang yang tidak beriman sangat benci. Sebaliknya orang yang beriman akan insyaf; sedangkan para kekasih Allah merasakan mati itu indah karena saat pertemuan dengan Allah sudah tiba. Betul-betullah mati itu sebagai guru. Sabda Rasulullah:
Terjemahannya:
"Cukuplah kematian itu sebagai nasehat"
[Riwayat At Tabrani]
Kenapa Allah jadikan mati begitu dahsyat ? Jawabannya supaya manusia memberi perhatian serius. Sebab biasanya satu hal yang besar dan dahsyat sangat diberi perhatian oleh manusia. Begitulah sepatutnya dengan mati. Oleh karena akibatnya terlalu dahsyat pada yang mati dan yang hidup, tentu kita tidak bisa berbuat seolah-olah tak tahu saja. Haruslah berusaha dan bersedia dengan sebaik-baiknya, agar takdir Allah itu (ujian) dapat dihadapi dengan baik dan berhasil.
Ibarat kita akan menghadapi suatu tes ujian kenaikan yang besar dan penting. Tentu kita akan siap sedia dengan bersungguh-sungguh menghadapinya karena mengharapkan kejayaan. Demikiankan halnya dengan mati ini. Iman dan taqwa, amal sholeh dan akhlak mulia dengan Allah dan dengan manusia adalah syarat penting untuk selamat baik untuk yang pergi atau yang ditinggal. Yang pergi selamat di kubur, yang ditinggal tidak menderia. Iman dan taqwa akan jadi penghiburnya.


Assalamu'alaikum wr. wb
Berikut tanda tanda kecil kiamat yang menakjubkan (bukan tanda besar), cuman tak tulis tanda yang unik (tanda tanda yang lain yang udah sering kita dengar semisal legalisasi Zina, perempuan seperti laki lai dll ) tidak saya tuliskan
  1. Menggembungnya bulan telah bersabda Rasulullah saw : " di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit(awal bulan) " dishahihkan  AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan "di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan jalan serta meluasnya mati mendadak" (Ash Shahiihah AlBani 2292)

    Menakjubkan ... satu bulan sabit dihitung dua kali !!!, sekarang ummat islam hampir selalu bertengkar menentukan bulan sabit untuk ramadhan, syawal dan idhul adha .. antar ru'yat tidak sama cara melihatnya , antar hisab berbeda cara menghitungnya .... shodaqo rasuuhul kariim
  2. Tersebarnya banyak pasar rasuluillah bersabda : "Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa(waktu) akan terasa cepat dan pasar pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya)" (sahih Ibnu Hibban)

    Lihatlah sekarang, pasar ada dimana mana, mall semakin banyak, supermarket di mana mana ....
  3. Wanita ikut bekerja seperti laki laki rasulullah bersabda : "pada pintu gerbang kiamat orang2 hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus(dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) " Hadist Shahih lighairihi Ahmad

    Sekarang karena emansipasi wanita, wanita yang bekerja sudah banyak betul ... shodaqo rasuuhul kariim
  4. Banyaknya Polisi rasululah bersabda : "bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, penjual belian HUKUM atau JABATAN, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al qir'an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al QUr'an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya. " Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979
  5. Manusia akan bermegah megah dalam membangun masjid rasulullah bersabda "tidak akan beridir kiamat hingga mansia berbangga bangga dengan masjid" (hadist sahih musnad Ahmad3:134,145, An Nasa'i 2:32, Abu Dawud 449,Ibnu Majah 779) padahal rasulullah dilain tempat berkata "saya tidak diutus untuk menjulangkan masjid masjid" (sahih sunan abu dawud:448)

    subhanallah, masjid masjid seakarang megah betul .. indah benar
  6. Menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani telah berkata rasulullah : "Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang orang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga" Sahabat bertanya : wahai rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka) ?
    shodaqo rasuuhul kariim ... ummat sudah menjadi pengikut barat ... peringatan tahun baru, valentin day, peringatan ulang tahun, pengagum demokrasi, HAM, hukum positif dan sebagainya ...
  7. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya rasulullah bersabda : "hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak(qafizh) makanan atau sebuah dirham, kami(sahabat) bertanya Orang orang ajam(non arab) kah yang melakukan ini ? kemudian beliau berkata : "hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk syam(palestina, syiria , libanon , yordandan sekitarnya) kemudian sahabat bertanya "siap ayang melakukan itu ya rasulullah ? " orang orang RUM(Romawi : Amerika-Eropa)
    Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang irak telah diboikot oleh Amerika semenjak perang teluk dan syam telah menderita kekuarangan makanan, palestina di jajah israel yahudi ..dan .. setelah terkepungnya irak dan syam ini .. dan setelah terjadinya peperangan dhasyat di PALESTINA maka akan muncullah tanda tanda besar kiamat berupa munculnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal dan turunnya Isa Al Masih
  8. Turki akan memerangi Irak rasulullah bersabda : "sekelompok manusia dari ummatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datangkah Bani Qanthura (mereka adalah orang orang turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor ekor sapi mereka(sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada" (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud(4138)

    Pada bulan mei 1997 dahulu orang orang turki telah mulai memancing mancing permusuhan dengan irak dan mereka membangkitkan masalah masalah yang dibuat buat sekitar masalah air di sungai Eufrat dan orang orang turki itu membuat kesepakatan dengan orang orang israel dan amerika dan melakukan latihan militer bersama dengan tujuan penyerangan irak, iran dan syiria, dan waktu itu juga Turki menyerang bagian irak utara dengan alasan untuk menghjajar suku kurdi .. kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti ..
  9. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai telah bersabda rasulullah : "tidak akan berdiri hari kiamat hingga harta aakan banyak melimpah dan sehingga bumi arab kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai "   (Ahmad dan Muslim)

    Dan negeri arab saat ini telah menjadi kebun !! dan banyak nya sungai .. didaerah tha'if bahkan telah turun butiran es dan musim haji kemarin susuhu dingin kira kira 5 derajat celcius ... tidak lagi panas
  10. Peperangan dengan Yahudi : tidak terjadi kiamat hingga oranng orang berperagn dengan  Yahudi, dan orang orang Yahudi bersembunyi dibawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang orang islam " di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia" (Fathul Bari', Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata:
“Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat“. Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya“. Kemudian beliau menyebutkannya:
  • Asap,
  • Dajjal,
  • Binatang,
  • terbit matahari dari tempat tenggelamnya,
  • turunnya Isa bin Maryam alaihissalam,
  • Yakjuj dan Makjuj,
  • tiga kali gempa bumi, sekali di timur,
  • sekali di barat dan
  • yang ketiga di Semenanjung Arab
  • yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”.
(H.R. Muslim)


Umur ummat Islam tinggal beberapa tahun lagi. Kiamat akan segera tiba. Begitu tema yang sering diceramahkan muballigh muda, Muhammad Ihsan Arlansyah Tanjung (42). Tema Ma'rifatuz Zamaan atau Mengenal [tanda-tanda] Zaman itu disebarluaskan terus oleh ...

----------

M Ihsan Tandjung : "Dajjal Akan Muncul Saat Kita Lupa"

Umur ummat Islam tinggal beberapa tahun lagi.

Kiamat akan segera tiba. Begitu tema yang sering diceramahkan muballigh muda, Muhammad Ihsan Arlansyah Tanjung (42). Tema Ma'rifatuz Zamaan atau Mengenal [tanda-tanda] Zaman itu disebarluaskan terus oleh Ihsan dengan "berpegang pada Al-Quran dan hadits-hadits shahih," tukasnya.

Salah satu contohnya adalah Al-Quran Surat Muhammad ayat 8, "Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya."

Sedangkan syarat atau tanda-tanda (kecil) kiamat di antaranya tercantum dalam Hadits Riwayat Muslim dari eUmar bin Khaththab Radhiallaahu 'anhu, yang diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Ibnu Abbas. Bunyinya, "Apabila budak perempuan melahirkan tuannya, dan ketika penggembala kambing yang telanjang kaki serta kekurangan pakaian tinggal di gedung-gedung tinggi.."

Apakah fenomena di atas sudah terjadi saat ini? "Sekarang ini, anak yang kurang ajar dan suka ngatur orangtua tidak cuma ada di Barat. Di negeri kita yang mayoritas Muslim pun terjadi, anak menyuruh ibunya begini-begitu. Seolah-olah anak itulah tuan, dan si ibu menjadi hamba sahaya," jelas Ihsan.

Tanda-tanda lainnya adalah imraatus sibyaan (kekuasaan di tangan anak-anak). Itu bisa berarti bahwa penguasa di rumah tangga adalah anak-anak, bukan lagi orangtua. Atau, yang menjadi penguasa di masyarakat adalah orang yang berkarakter kekanak-kanakan.

Selain itu, maraknya pemutusan silaturahim antar sesama Muslim. Manusia masa kini rajin menggunakan telepon tetapi untuk urusan bisnis, bukan menelepon orangtua atau saudara. Alasannya sibuk, cari duit. Padahal kata Rasulullah, barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diperpanjang umurnya, maka bersilaturahimlah. "Lucu kan jadinya. Kita sibuk cari duit tetapi justeru memutus silaturahim," ujar muballigh yang setiap Senin ba'da Subuh membahas "Tafsir Fii Zhilaalil Qur'an" karya Sayyid Quthb, di RCTI.

Apa dan bagaimana huru-hara akhir zaman itu? Kapan akan terjadinya? Ihsan Tandjung menguraikan panjang lebar hasil bacaannya dari berbagai kitab kepada wartawan Majalah Hidayatullah, Pambudi Utomo, dan kontributor Nuim Hidayat. Selamat mencermati.

Melihat fenomena yang terjadi di tengah masyarakat sekarang ini, tampaknya tanda-tanda kiamat atau akhir zaman sudah terjadi semua ya? Belum semua. Sudah kira-kira 95 persen, jadi masih ada 5 persen yang belum terjadi.

Kapan akhir zaman itu tiba? Semenjak diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah Subhaanahu wa ta'ala sudah menvonis bahwa ummat beliau adalah ummat akhir zaman. Jadi pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya Nabi Muhammad Sallallahu eAlaihi wa Sallam (Saw) yang merupakan Nabi terakhir. Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman.

Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan 'adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu eAnhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator). Kelima, masa kembalinya sistem khilafah.

Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa penguasa diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan.

Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, "Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!" Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.

Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum akhir zaman tiba, kaum Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa yang dimaksud Rum itu? Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah Eropa. Alasannya bersifat historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab (Yahudi maupun Nasrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Pengertian Timur tidak lagi hanya Persia, tetapi juga China, India, dan lainnya. Mereka kategorinya bukan ahli kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama bumi yang banyak sekali dan didominasi paganisme.

Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung? Sekarang sedang berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukan amiirul mu'miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat diartikan sebagai "kesepakatan untuk tidak berperang". Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.

Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan Bangsa Rum, tetapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi ummat Islam yaitu Yahudi? Bukan dekat, tetapi pengertian tentang Bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nasrani dan Yahudi-nya sehingga sering disebut Judeo-Christian civilization (peradaban Yahudi-Nasrani).

Ada pula hadits yang menyatakan, di akhir zaman, Iraq akan diboikot oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi saat ini? Ya, sudah dan sedang berjalan.

Apa yang akan terjadi setelah itu? Kalau mau dirangkai secara kronologis, cukup sulit ya. Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas akhir tanda kecil adalah mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa untuk memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan itu.

Apakah itu berupa serangan AS dan sekutu nya terhadap Iraq, seperti yang terjadi beberapa saat lalu? Kalau itu berebut minyak atau emas hitam.

Jadi kelak akan ditemukan emas dalam arti yang sebenarnya, bukan emas hitam? Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem dajjal sudah bisa kita rasakan.

Apa sistem dajjal itu? Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang berlaku sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World Order (Tata Dunia Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia di mata Allah Swt.

Apakah yang Anda maksud dengan sistem dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani oleh AS? Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu bergambar Presiden AS pertama George Washington, bagian belakang bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain. Di atas piramid ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit coeptis (semoga dia senang dengan proyek ini). "Dia" yang dimaksud adalah si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum (tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk dalam proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan si Mata Satu. Orang yang familier dengan hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa yang dimaksud si Mata Satu adalah Dajjal.

Kapan sosok Dajjal akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Hal ini dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nasrani yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.

Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung bertanya, "Apakah sungai Tiberia sudah mengering? Apakah sudah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri?" Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, "Siapa orang yang dipasung itu?"

Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.

Kapan Imam Mahdi keluar? Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku "Umur Ummat Islam" asal Mesir, menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti sudah dekat.

Anda setuju dengan pendapat itu? Tidak setuju sepenuhnya. Saya look and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang menyatakan wafatnya khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka'bah. Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah Swt, kecuali dua orang saja.

Keduanya sengaja diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua Mu'min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong untuk berbaiat.

Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat Islam? Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal kira-kira 63 tahun.

Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman --yang menurut hadits akan berlangsung 40 tahun-- terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini. Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.

Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi, sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat daripada itu.

Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu? Menurut Rasulullah Saw, namanya seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a'lam.

Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa? Kira-kira seusia Nabi ketika pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya sekitar 55 tahun, Perang Badar.

Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya? Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang ia fenomena yang akan muncul mendadak.

Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi? Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Kabah. Jumlah itu sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.

Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia Kelak).

Peperangan apa saja itu? Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi.

Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa eAlaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.

Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As menolak, "Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma'mum."

Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.

Perang ini terjadi dimana? Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal "mengkerut" lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.

Kekhalifahan nanti pusatnya dimana? Pusatnya di Baitul Maqdis.

Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana. Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam. Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai. Berakhi rlah umur ummat Islam.

Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma'ruf nahiy munkar. Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.

Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. "Masyarakat kita menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting," Ihsan menyimpulkan.

Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi, Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari bibirnya ketika ceramah. "M asyarakat harus terus diingatkan," alasannya.

Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. "Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan," ujarnya sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.

Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu' al-insany (ketentuan Ilahi berupa pergolakan antarmanusia). "Konflik antara ummat Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki," kata penulis buku "Pertarungan Abadi" ini.

Selain tema-tema memahami zaman, Ihsan juga rajin menyerukan digalangnya ukhuwwah antar harakah Islam. Menurutnya, jika kita menghayati desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan. "Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat berjama'ah," katanya.

Menurut Anda, kenapa tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh masyarakat? Tidak aneh, sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak berabad-abad yang lalu. Kata Rasulullah Saw, "Dajjal tidak akan muncul sebelum ummat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal."

Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Isi doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam sering mengabaika n masalah ini.

Kenapa Anda concern bicara tentang tema ini? Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Ummat harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi itu. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja nanti CNN akan memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan repot.

Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita akan adanya grand design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan grand design itu, yang pasti akan tetap berjalan terlepas apakah kita setuju atau tidak.

Kita jangan cuma mengandalkan otak sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah amat parah, bagaimana otak kita akan mengalahkan musuh? Kalau kita di suruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa. Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang, namun kita tolak, maka berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan. Kita harus terlibat di dalamnya.

Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut Anda? Saya ini bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang ditulis para ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang Imam Mahdi.

Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan dengan huru-hara akhir zaman? Mestinya para ulama banyak berbicara tentang ini, harus bisa menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik. Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku "Umur Ummat Islam", berlatar belakang insinyur. Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas Da'wah Universitas Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler dan menjadi best-seller.

Kenapa bukan ulama yang menulis itu? Jangan-jangan ini sebuah isyarat bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani menolak Nabi Muhammad. Tidak mustahil pula ada aktivis harakah yang akan menolak kedatangan Imam Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang saat ini masih bergelimang kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi prajurit-prajurit yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.

Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas? Secara formal belum.

Anda berencana melakukannya suatu saat? Pasti. Tapi tunggu dulu lah, sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.

Dengan tema ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada orang yang menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal? Alhamdulillah belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang kemunculan Isa Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa As nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.

Ada pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal beliau kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang berisi tentang Isa as akan menikah.

Isa As akan turun dalam usia 33 tahun, persis seperti usia ketika dia dulu diangkat Allah Swt ribuan tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as sekarang ini sedang "pause", nanti turun akan "play" lagi. Kelak, menurut hadits, Isa As akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu masih kosong, dan memang disediakan untuk Nabi Isa As.

Ihsan Tandjung dilahirkan di Kualalumpur (Malaysia), 24 Agustus 1961. Masa kecil sampai remaja bungsu dari lima bersaudara ini banyak dihabiskan di luar negeri. Maklum, ayahnya, Zainal Arifin Tandjung (almarhum) adalah seorang diplomat. Ibunya, Zulhana Nasution. Keluarga diplomat ini baru bisa tinggal tetap di Jakarta setelah sang kepala keluarga pensiun. Saat itu Ihsan duduk di bangku SMA. Lulus sekolah lanjutan atas, Ihsan melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Selama di kampus, pria ramah ini banyak terlibat dalam kegiatan keruhanian. Namun, karena semakin gelisah berhadapan dengan ilmu psikologi yang sudah banyak dipengaruhi pemikiran sekuler dan atheis, Ihsan berhenti kuliah. Ia menekuni bahasa Inggris di universitas yang sama, dan bahasa Arab di LIPIA, Jakarta.

Pada tahun 1984, Ihsan kerap mengisi pembinaan ruhani pelajar SMA di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejak itulah ia terbiasa tampil di atas mimbar. Bahkan kemudian Ihsan sering diundang ceramah ke luar negeri.

Saat ini wajahnya kerap menghiasi layar televisi. Bagi pelanggan Al-Quran Seluler via telepon genggam, suaranya tentu tak asing lagi. Sebuah situs berita di internet bernama Eramuslim juga memintanya menjadi konsultan keluarga. "Yang ini lebih banyak ditangani istri saya," kata suami Siti Aisyah Nurmi Bachtiar ini.

Kini jadwal ceramahnya semakin padat. Tak jarang, dia sudah harus meninggalkan rumah sebelum Shubuh untuk mengisi ceramah. Bulan Ramadhan mendatang, jadualnya sudah full. Ketika Hidayatullah mewawancarainya, Ihsan secara berurutan dalam sehari harus mengisi pengajian di tiga tempat yang berbeda. Di sela-sela acara itu, Ihsan menyempatkan pulang sejenak untuk "menyapa" keluarganya. Baru kemudian berangkat ceramah lagi.

Ihsan Tandjung tinggal di Kelapa Dua, Depok (Jawa Barat), bersama istri dan sembilan anak yang sangat dicintai dan mencintainya.

Jadwal ceramah Anda cukup padat. Apakah tidak pernah merasa letih untuk berda'wah? Kalau letih fisik ya jelas dong. Tetapi letih dalam arti mental, alhamdulillah tidak. Bagi saya, da'wah adalah kegiatan yang sudah melekat dalam hidup.

Apa resepnya agar tetap bersemangat di jalan da'wah? Terus membuka mata dan telinga. Akan tampak jelas di depan saya, kondisi masyarakat sangat memprihatinkan. Itu membuat saya berpikir, ternyata da'wah kita ini belum apa-apa. Malah saat ini aktivis da'wah dituduh menjadi teroris.

Anda juga aktif berda'wah di luar negeri. Punya pengalaman yang mengesankan? Banyak. Orang-orang Islam di luar negeri ramah-ramah. Saya pernah bertemu orang Turki di sebuah masjid di Jerman. Ketika dia tahu bahwa saya orang Indonesia, dia langsung mengajak saya ke sebuah ruangan. Dia menunjukkan peta wilayah kekhalifahan Turki Utsmany yang membentang dari Maroko (Afrika) sampai Maluku (Indonesia). "Inilah wilayah kita, tapi dulu," begitu katanya.

Ketika di Arizona (AS), saya ketemu dengan seorang pemuda yang mengaku lahir di Palestina. Saya memperkenalkan diri dengan nama panggilan di rumah, yaitu Abu Izzuddin. Karena salah satu anak saya bernama Izzuddin Al-Qassam. Dia langsung memeluk saya, erat sekali. "Ketika Anda menyebut nama salah seorang tokoh pejuang yang betul-betul membela Palestina, saya jadi yakin bahwa orang seperti Anda inilah yang akan ikut membebaskan Palestina," katanya.

Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, "Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia." "Kenapa?" saya tanya. "Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang." Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, "Karena orang Indonesia jarang ke masjid."

Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya sesama orang Indonesia saja. Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan teman Malaysia itu, orang Indonesia di luar negeri seperti katak dalam tempurung. Ini fenomena yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke Islamic Centre atau masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari Arab, Mesir, Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang Indonesia. Ini sekaligus kritik kepada para da'i, termasuk saya. Kita harus lebih gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar shalat di masjid.*



Tiga Tanda Kiamat Yang Harus Diantisipasi Dewasa Ini


Ada tiga tanda fenomenal dari tanda-tanda Kiamat yang perlu diantisipasi dewasa ini oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dua di antara ketiga tanda itu masuk dalam kategori tanda-tanda besar Kiamat. Satu lagi kadang dimasukkan ke dalam tanda besar, namun ada pula yang menyebutnya sebagai tanda penghubung antara tanda- tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat.
Tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat ialah diutusnya Imam Mahdi. Imam Mahdi merupakan tanda Kiamat yang menghubungkan antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat karena datang pada saat dunia sudah menyaksikan munculnya seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang mendahului tanda-tanda besar Kiamat. Allah tidak akan mengizinkan tanda-tanda besar Kiamat datng sebelum berbagai tanda kecil Kiamat telah tuntas kemunculannya.
Banyak orang barangkali belum menyadari bahwa kondisi dunia dewasa ini ialah dalam kondisi dimana hampir segenap tanda-tanda kecil Kiamat yang diprediksikan oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah bermunculan semua. Coba perhatikan beberapa contoh tanda-tanda kecil Kiamat berikut ini:
  • Dan perceraian banyak terjadi ويكثر الطلاق
  • Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba) و الموت الفجاء
  • Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen) و حلية المصاحف
  • Dan masjid-masjid dibangun megah-megah و زخرفت المساجد
  • Dan berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak و نقضت العهود
  • Dan berbagai peralatan musik dimainkan و استعملت المأزف
  • Dan berbagai jenis khamr diminum manusia و شربت الخمور
  • Dan perzinaan dilakukan terang-terangan و فخش الزنا
  • Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan) و اؤتمن الخائن
  • Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris) و خون الأمين
  • Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan) ظهور القلم
  • Pasar-pasar (Mall, Plaza, Supermarket) Berdekatan تتقارب الأسواق
  • Penumpahan darah dianggap ringan استخفاف بالدم
  • Makan riba أكل الربا
Jadi kalau kita perhatikan, contoh-contoh di atas jelas sudah kita jumpai di zaman kita dewasa ini. Bahkan bila kita buka kitab para Ulama yang menghimpun hadits-hadits mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita baca satu per satu hadits-hadits tersebut hampir pasti setiap satu hadits selesai kita baca kita akan segera bergumam di dalam hati: “Wah, yang ini sudah..!” Hal ini akan selalu terjadi setiap habis kita baca satu hadits. Laa haula wa laa quwwata illa billah....
Jika tanda-tanda kecil Kiamat sudah hampir muncul seluruhnya berarti kondisi dunia dewasa ini berada di ambang menyambut kedatangan tanda-tanda besar Kiamat. Dan bila asumsi ini benar, berarti dalam waktu dekat kita semua sudah harus bersiap-siap untuk menyambut datangnya tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat, yaitu diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Hal ini menjadi selaras dengan isyarat yang diungkapakan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai dua pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi.
أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ
وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kese-wenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengisyaratkan adanya dua prakondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Kedua prakondisi tersebut ialah pertama, banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan kedua, terjadinya gempa-gempa. Subhaanallah. Jika kita amati kondisi dunia saat ini sudah sangat sarat dengan perselisihan antar-manusia, baik yang bersifat antar-pribadi maupun antar-kelompok. Demikian pula dengan fenomena gempa sudah sangat tinggi frekuensi berlangsungnya belakangan ini.
Berarti kedatangan Imam Mahdi merupakan tanda Akhir Zaman yang jelas-jelas harus kita antisipasi dalam waktu dekat ini. Dan jika sudah terjadi berarti kitapun harus segera mempersiapkan diri untuk mematuhi perintah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam yang berkaitan dengan kemunculan Imam Mahdi. Kita diperintahkan untuk segera berbai’at dan bergabung ke dalam barisannya sebab episode-episode berikutnya merupakan rangkaian perang yang dipimpin Imam Mahdi untuk menaklukkan negeri-negeri yang dipimpin oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ
“Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Ibnu Majah)

Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji Al-Jihad Fi Sabilillah untuk memerdekakan negeri-negeri yang selama ini dikuasai oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).Beliau akan mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia untuk hanya menghamba kepada Allah semata, Penguasa Tunggal dan Sejati langit dan bumi. Beliau akan memastikan bahwa dunia diisi dengan sistem dan peradaban yang mencerminkan kalimatthoyyibah Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullahdari ujung paling timur hingga ujung paling barat.
Ghazawaat (perang-perang) tersebut akan dimulai dari jazirah Arab kemudian Persia (Iran) kemudian Ruum (Eropa dan Amerika) kemudian terakhir melawan pasukan Yahudi yang dipimpin langsung oleh puncak fitnah, yaitu Dajjal. Dan uniknya pasukan Imam Mahdi Insya Allah akan diizinkan Allah untuk senantiasa meraih kemenangan dalam berbagai perang tersebut.
تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ
“Kalian akan perangi jazirah Arab dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan menghadapi Persia dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Ruum dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Dajjal dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya.” (HR Muslim)

Lalu kapan Nabiyullah Isa ’alihis-salaam akan turun dari langit diantar oleh dua malaikat di kanan dan kirinya? Menurut hadits-hadits yang ada Nabi Isa putra Maryam ’alihis-salaam akan datang sesudah pasukan Imam Mahdi selesai memerangi pasukan Ruum menjelang menghadapi perang berikutnya melawan pasukan Dajjal. Pada saat itulah Nabi Isa ’alihis-salaam akan Allah taqdirkan turun ke muka bumi untuk digabungkan ke dalam pasukan Imam Mahdi dan membunuh Dajjal dengan izin Allah.
Begitu Imam Mahdi dan pasukannya mendengar kabar bahwa Dajjal telah hadir dan mulai merajalela menebar fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka Imam Mahdi mengkonsolidasi pasukannya ke kota Damaskus. Lalu pada saat pasukan Imam Mahdi menjelang sholat Subuh di sebuah masjid yang berlokasi di sebelah timur kota Damaskus tiba-tiba turunlah Nabi Isa ’alihis-salaam diantar dua malaikat di menara putih masjid tersebut. Maka Imam Mahdi langsung mempersilahkan Nabi Isa ’alihis-salaam untuk mengimami sholat Subuh, namun ditolak olehnya dan malah Nabi Isa ’alihis-salaam menyuruh Imam Mahdi untuk menjadi imam sholat Subuh tersebut sedangkan Nabi Isa ’alihis-salaam makmum di belakangnya. Subhanallah.
" ينزل عيسى بن مريم ، فيقول أميرهم المهدي : تعال صل بنا ،
فيقول : لا إن بعضهم أمير بعض ، تكرمة الله لهذه الأمة " .
"Turunlah Isa putra Maryam ’alihis-salaam. Berkata pemimpin mereka Al-Mahdi: "Mari pimpin sholat kami." Berkata Isa ’alihis-salaam: "Tidak. Sesungguhnya sebagian mereka pemimpin bagi yang lainnya sebagai penghormatan Allah bagi Ummat ini." (Al Al-Bani dalam ”As-Salsalatu Ash-Shohihah”)
Saudaraku, marilah kita bersiap-siap mengantisipasi kedatangan tanda-tanda Akhir Zaman yang sangat fenomenal ini. Tanda-tanda yang akan merubah wajah dunia dari kondisi penuh kezaliman dewasa ini menuju keadilan di bawah naungan Syariat Allah dan kepemimpinan Imam Mahdi beserta Nabiyullah Isa ’alihis-salaam.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam barisan pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) au mut syahidan (atau Mati Syahid). Amin ya Rabb.